back

KEMBALI

Behavioral Finance: Pengertian dan Contohnya

Modoers

7 Februari 2023

Behavioural Finance  - Main image.png

Behavioural finance adalah kebiasaan-kebiasaan menyimpang yang dapat mempengaruhi keputusan keuangan. Apa saja contoh-contoh Behavioural Finance?

Apa yang Dimaksud Behavioural Finance? Berikut ini definisi Behavioural Finance.

Adam Hayes, Investopedia (2022) Behavioral finance, a subfield of behavioral economics, proposes that psychological influences and biases affect the financial behaviors of investors and financial practitioners.

Kaplan Financial Education (2021) Behavioral finance is the study of psychological influences on investors and financial markets.

Corporate Financial Institute (2022) Behavioral finance is the study of the influence of psychology on the behavior of investors or financial analysts.

Sebagai seorang investor, seringkali keputusan-keputusan kita bersifat emosional dan tidak obyektif.

Salah satu contohnya adalah ikut-ikutan beli saham yang lagi banyak dibicarakan oleh influencer. Banyak orang menyebut perilaku bias tersebut adalah FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan.

Selain FOMO, masih ada banyak perilaku menyimpang, bias dan tindakan emosional dalam mengambil keputusan keuangan.

Sejarah Keilmuan Behavioral Finance

Behavioral finance pertama kali diteliti oleh seorang psikolog bernama Daniel Kahneman dan Amos Tversky serta ekonom bernama Robert J. Shiller pada tahun 1970-1980an.

Mereka menerapkan bias dan heuristik bawah sadar yang meresap pada cara orang membuat keputusan keuangan. Pada waktu yang hampir bersamaan, banyak peneliti keuangan mengusulkan teori Efficient Market Hypothesis – EMH.

EMH mengatakan bahwa sebuah pasar saham bergerak dengan cara yang rasional, dapat diprediksi dan tidak selalu bertahan di bawah pengawasan. Pada kenyataannya, pasar penuh dengan inefisiensi karena pemikiran investor yang salah tentang harga dan risiko.

Kenapa Penting Memahami Behavioral Finance?

Ketika Anda menyadari perilaku-perilaku menyimpang, maka Anda dapat mengambil keputusan yang lebih obyektif dan mendapatkan hasil yang lebih optimal.

10 Bias Keuangan

Behavioral finance menocba memahami dampak bias pada investor. Berikut adalah daftar perilaku bias:

Overconfidence and Illusion of Control

Percaya diri yang berlebihan dapat menyebabkan penilaian yang salah dan menyesatkan.

Banyak investor pemula tampak percaya diri atas keterampilan, kecerdasan dan bakat bakat yang dimiliki. Faktanya keterampilan, kecerdasan dan bakat tersebut belum teruji dalam jangka waktu yang panjang.

Self Attribution Bias

Self Attribution Bias kecenderungan investor untuk mengaitkan hasil yang baik karena kerja kerasnya dan hasil yang jelek karena kondisi (misal: sedang sial).

Kebanyakan orang ingin mendapatkan pujian atau credit atas hasil kerja kerasnya (termasuk investor).

Oleh sebab itu banyak investor yang merasa bangga ketika hasil analisanya benar dan mendapat keuntungan. Di sisi lain, mereka tidak mau disalahkan jika hasil analisa mereka kurang tepat dan mengalami kerugian.

Hindsight Bias

Investor pemula seringkali merasa “SERBA TAHU” dan “BENAR” dengan kondisi yang terjadi. Biasanya jika seseorang sudah merasa serba tahu, mereka akan sombong dan keputusan investasinya tidak obyektif.

Confirmation Bias

Investor pemula seringkali mencari informasi-informasi yang SESUAI dengan analisanya mereka dan MENGHINDARI informasi yang tidak sesuai.

Contoh: Seorang investor membeli saham teknologi. Mereka akan memilih berita-berita yang mendukung pergerakan saham teknologi dan menghindari berita-berita buruk.

The Narrative Fallacy

Ketika keputusan investasi didasarkan sebuah cerita, bukan fakta atau data yang obyektif.

Contoh: Seorang investor, awalnya tidak mau membeli saham ABCD karena perusahaan merugi dan belum pernah mencetak keuntungan.

Namun ada berita yang mengatakan perusahaan ABCD akan mengembangkan teknologi baru yang dapat membuat perusahaan mencetak keuntungan. Tiba-tiba investor individu mulai ikut membeli saham perusahaan ABCD.

Representative Bias

Kesamaan obyek atau situasi menyebabkan investor kebingungan saat mengambil keputusan.

Misal: Banyak orang tiba-tiba panik dan memegang uang cash, hanya karena merasa suku bunga naik dan banyak pengangguran (tanpa melihat data-data makro yang lebih detail).

Framing Bias

Bias yang terjadi karena cara menyajikan informasi atau data.

Misal: Earning per Share (penghasilan per saham) di kuartal 3 sebesar Rp 100, lebih besar dibandingkan dengan kuartal 2 sebesar Rp 80. Padahal penghasilan pada kuartal 3 berasal dari penjualan asetnya, bukan dari kegiatan operasional bisnis.

Anchoring Bias

Bias yang terjadi karena seorang investor membandingkan dengan harga yang masa lalu, tanpa melihat fakta yang terjadi saat ini.

Misal: Saham perusahaan ABCD sekarang ini Rp 1.000 per lembar saham. Padahal dulu saham ABCD sempat dihargai Rp 5.000 per lembar saham. Faktanya penjualan perusahaan ABCD terus menurun, karena adanya persaingan ketat dalam industry.

Loss Aversion

Banyak investor yang tidak mau mengakui salah dalam analisa dan merealisasikan kerugiannya.

Misal Seorang investor melakukan valuasi sebuah saham dan mendapatkan harga wajarnya Rp 1.000 per lembar saham. Ternyata harga saham ABCD mengalami penurunan sampai dengan Rp 500 per lembar saham.

Investor tersebut tidak mau cek kembali perhitungan dan asumsi yang digunakan dalam melakukan valuasi sahamnya. Akhirnya investor tersebut “nyangkut” pada saham ABCD.

Herd Mentality

Banyak investor pemula terpengaruh dengan influencer atau grup saham. Mereka membeli atau menjual sebuah saham, karena rekomendasi dari orang lain.

Bagaimana Biar Tidak Bias?

Salah satu cara untuk terhindar dari bias dan tetap obyektif adalah dengan memiliki rencana investasi yang jelas. Anda juga perlu memiliki wealth advisor untuk membantu proses investasi tetap obyektif.

Moduit Beyond adalah layanan Wealth Management yang ditangani oleh wealth advisor berpengalaman.

PT Moduit Digital Indonesia adalah perusahaan penasihat investasi di bawah OJK (Surat Keputusan: KEP-30/D.04/2019).

IMAGE_ALT

Anda dapat mulai menjadi klien Moduit Beyond, dengan mengisi formulir dan berinvestasi mulai dari Rp 1 M. Sebagai nasabah Moduit Beyond, Anda akan mendapatkan banyak benefit seperti:

  • Advisor pribadi
  • Produk-produk keuangan yang terkurasi
  • Akses pertama untuk produk & servis baru yang diluncurkan
  • Laporan harian mengenai pasar
  • Call center prioritas
  • Akses lounge yang eksklusif
  • Hadiah akhir tahun

Anda dapat menjadi klien Moduit Beyond dengan menghubungi kami di formulir ini atau menghubungi wealth advisor Moduit Beyond.

Sumber referensi: Kaplan Financial Education . 23 Juli 2021. What is Behavioral Finance? - KaplanFinancial.com Adam Hayes. 13 December 2022. Behavioral Finance: Biases, Emotions and Financial Behavior. Investopedia.com CFI Team. 29 November 2022. Behavioral Finance. CorporateFinanceInsititute.com

Top Up Investasimu Sekarang