back

KEMBALI

AI dan Tech: Bubble atau Kesempatan Emas?

Modoers

21 November 2025

Article AI & Tech - Mobile.png

Suatu hari di sebuah klinik dokter hewan di Holland Village, Singapura, Mrs. Stephanie Tanuwijaya menjenguk anjing kesayangannya, Mobius, seekor Chihuahua yang baru saja cedera setelah dibully oleh Squid, anjing Chow Chow milik tetangganya.

Sambil menunggu giliran, Stephanie membuka portofolio investasinya. "Kayaknya saham NVIDIA udah cukup nih buat beli kalung emas baru buat Mobius," pikir Stephanie sambil memasukkan password Bloombergnya.

Namun wajahnya langsung berubah. Saham NVIDIA baru saja jatuh dari 208 ke 191. Pikiran Stephanie langsung kembali ke percakapannya dengan teman lamanya, Laksmi Hartono, saat mereka bertemu di Amerika bulan Agustus lalu. Saat itu, Laksmi sempat memperingatkan bahwa valuasi NVIDIA sudah terlalu mahal.

Kekhawatiran Mulai Muncul

Stephanie mulai mencari berita tentang NVIDIA. Di Bloomberg, ia melihat banyak headline tentang prospek pertumbuhan AI yang dianggap terlalu optimistis. Beberapa analis bahkan menilai perusahaan seperti OpenAI berpotensi over-investing di tengah ketidakpastian monetisasi — situasi yang bisa menghambat pertumbuhan NVIDIA.

Ternyata bukan hanya NVIDIA yang jatuh. Saham-saham teknologi lain ikut ambruk:

  • Facebook: -23%
  • Google: -5%
  • Alibaba: -51%
  • AMD: -7,6%
  • TSMC: -8,5%
  • Oracle: -35,5%

"Jangan-jangan bener kata Laksmi mending masuk saham Indonesia kayak MLPT daripada saham AS," gumam Stephanie. Namun ketika ia mengecek harga MLPT, wajah cemberutnya berubah jadi senyum sinis: MLPT turun -65% dari puncak.

Tanpa buang waktu, Stephanie mengirim WA ke Laksmi.


Percakapan yang Mengubah Perspektif

Stephanie: “Gimana kabar MLPT lu?”

Laksmi: “Iya, MLPT emang turun. Tahun 2025 ini luar biasa — banyak saham naik jauh di atas fundamental, termasuk MLPT.”

Stephanie: “Berarti lu rugi dong?”

Laksmi: “Nggak juga. Gue udah jual sejak Agustus, deket puncaknya. Dan hasilnya gue beliin emas.”

Stephanie terkejut. “Kenapa emas? Kan udah naik banyak?”

Laksmi: “Karena inflasi di Amerika makin tinggi, tapi The Fed masih ditekan nurunin suku bunga buat ngeboost ekonomi. Itu bullish buat emas.”

Ternyata benar, dari Agustus sampai sekarang harga emas sudah naik menjadi 4200-an, dan Laksmi sudah untung sekitar **15%.

Stephanie: “Menurut lu emas masih bakal naik?”

Laksmi: “Banyak yang bilang iya. Dunia lagi masuk fase stagflasi. Ekonomi melambat, inflasi tinggi, ketidakpastian makin besar. Investor lari ke safe haven. Dan sejarah bilang: yang paling aman tetap emas.”


Bitcoin Bukan Lagi Safe Haven?

Stephanie bertanya, “Kenapa nggak Bitcoin? Kan katanya juga safe haven.”

Laksmi: “Justru Q3 ini Bitcoin turun. Sementara emas, saham AS, IHSG, dolar semua naik atau stabil. Ini menunjukkan pasar udah nggak lihat crypto sebagai pelindung nilai.”

Menurut Laksmi, Bitcoin sekarang lebih dianggap bagian dari spektrum Tech trade, ikut turun ketika sentimen teknologi melemah.


Ketakutan Baru: Apakah Harus Keluar dari S&P 500?

Pikiran Stephanie makin kusut. Portofolio suaminya 40%-nya ada di sektor teknologi lewat ETF S&P 500.

Namun Laksmi menenangkan:

“Belum tentu harus keluar. Semua aset ada siklusnya. Tahun 2000 dot-com bubble pecah, tapi lihat Google sekarang. Yang penting horizon investasi dan diversifikasi.”


Sinyal Cerah Kembali

Ketika Stephanie hendak pulang dengan Mobius yang baru selesai operasi, hujan rintik-rintik turun di Singapura. Namun pasar mulai menunjukkan tanda cerah: Warren Buffett baru saja membeli saham Google sebesar USD 4,9 miliar.

Stephanie tersenyum kecil. "Mungkin Tech bakal recovery. NVIDIA mungkin bisa naik lagi." Ia menambah sedikit posisinya, namun kali ini sambil memikirkan untuk ikut jejak Laksmi: menambah eksposur ke emas untuk menyeimbangkan portofolio.


Tentang MOSAIC StrataGEM

MOSAIC StrataGEM merupakan strategi saham aktif yang dikembangkan oleh Moduit, berfokus pada pencarian saham-saham berpotensi tinggi (hidden gems) melalui pendekatan kuantitatif dan analisis fundamental yang mendalam.

Setiap tahun, rata-rata terdapat sekitar 80 saham di pasar Indonesia yang berhasil mencatat kenaikan lebih dari 50%, baik dalam kondisi pasar naik maupun turun. Strategi StrataGEM dirancang untuk menemukan peluang seperti ini secara independen dari arah pasar, dengan prinsip riset, disiplin, dan manajemen risiko yang terukur — memberikan panduan bagi investor untuk tetap konsisten dalam jangka panjang.

Strategi ini dikembangkan oleh Kenny Soejatman, Portfolio Strategist independen berlisensi dengan pengalaman lebih dari 25 tahun dalam wealth management, yang berkomitmen membantu investor menavigasi pasar dengan pendekatan yang objektif dan berbasis data.


Baca juga:


Disclaimer:
Materi ini disediakan untuk tujuan edukasi & tidak ditujukan untuk menjadi rekomendasi untuk membeli produk tertentu atau saran bertransaksi. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan & bukan perkiraan yang dibuat untuk mengindikasikan kinerja atau tren masa depan. PT Moduit Digital Indonesia terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Pelajari lebih lanjut tentang MOSAIC StrataGEM